Sumber: Star Magazine, No. 3, Tahun I, 15 Maret 1939, hlm. 26.
Pertanyaan tentang, apakah industri film di ini negeri bisa dapatkan kemajuan, adalah soal yang pantas dirundingkan, menilik adanya perusahaan film yang sudah-sudah, dan menilik semakin luasnya jumlah penggemar film di ini negeri.
Banyak perusahaan film kecil-kecil yang sesudah mengeluarkan produksi satu atau dua lantas gulung tikar; dari waktu film bisu sampai film bicara.
Saya masih ingat bagaimana seantero jalanan Pecenongan tampak berhias. Bendera dikerek orang. Ini semua hanya disebabkan… pembukaan Hispano-Filmfabriek, kepunyaan Nyonya B. de Haan dengan Tuan H. Becker sebagai pengurusnya. Kesudahannya faillesement dan kekusutan antara kaum buruh dan majikan perusahaan itu.
Yang paling baru, A.N.I.F., kapital kuat dengan dapat bantuan pemerintah pada waktu ambil opname di tempat-tempat yang buat orang biasa tak boleh masuk. Pun ini kesudahannya… liquidatie!
Radio Holland di Tanjung Priok sekarang ambil over semua perkakas A.N.I.F. dan teruskan usahanya dalam pembikinan film. Badan-badan pemerintah seperti Kolonisatie van Inheemschen dan Departement Economische Zaken telah memberi pesanan pembikinan film-film propaganda. Dengan sendi-sendi kuat, tinggal orang melihat saja bagaimana hasilnya hari kemudian…
Saya tetap beranggapan bahwa pabrik film seperti Hispano dan A.N.I.F. yang hanya utamakan dalam urusan pesanan bikin reklame film dan jurnal (kejadian sehari-hari) di ini negeri tidak akan dapat kemajuan. Kejadian penting benar jarang terjadi. Halimoen Film Compagnie bisa banggakan opanemnya waktu Merapi meletus, Hispano Filmfabriek dengan opnamenya peletusan gunung Krakatau, A.N.I.F. berjasa waktu membikin opname penggantian Gouvernur Generaal…
Tetapi, berapa kali di ini negeri ada gunung meletus, meskipun gunung berapi cukup banyak? Tentang bestuur-overdracht sudah nyata, sekali dalam 5 tahun!
Opname kejadian sehari-hari, keramaian, parade, manoeuvre enz, di layar putih tidak berarti sebab mata penonton sudah dibiasakan dengan opname di Eropa tentang karnaval, sport-prestaties dan pemandangan actie tentara daratan dan lautan yang besar-besar. Services dari Paramount-News, Fox-Movietone, Universal dan UFA yang sempurna menyebabkan kita di sini tidak doyan melihat opname jurnal yang kejadian di negeri kita sendiri, kecuali jikalau kita atau kenalan kita sendiri kebetulan nampak di situ.
Jauhnya dari satu kota ke lain kota, mahalnya ongkos jalan dan menginap dan sebagainya, membikin perusahaan jurnal film tidak akan memberi hasil.
A.N.I.F. telah jatuh karena itu, meskipun “Terang Boelan”-nya ada gilang-gemilang karena keuntungan yang masuk. Dimana-mana tempat film tersebut dapat sambutan baik sekali, laci exploitant berisi bagus.
Tetapi, tengah-tengah “Terang Boelan” dibikin, keadaan A.N.I.F. sudah gelap, nasibnya buat gulung tikar sudah ditentukan lebih dahulu. Pun kerugian yang telah dirasakan berhubung dengan kontraknya leverantie journaalfilms ke Nederland, telah berjalan begitu besar, yang pendapatan “Terang Boelan” saja tidak akan menolong.
Tuan-tuan Tan Khoen Hian dan saudaranya Tan Khoen Youw, telah menghidupkan lagi perusahaannya Tan’s Film Compagnie, dengan dua saudara Wong sebagai kameraman.
Dalam film “Fatimah” yang sedang dibikin oleh perusahaan film baru itu ada nampak beberapa tenaga baru, dan dari sekarang saya bisa tuturkan, bahwa di ini negeri sebenarnya cukup bisa terdapat aktor dan aktris.
Dengan kemajuannya perusahaan film, nanti peil pemain-pemainnya juga akan tambah tinggi. Orang tidak usah heran jikalau dalam kalangan tonil dan film disini familie “baik-baik” masih menjauhkan diri. Keadaan begini adalah sama di dunia mana juga. Di Eropa dan Amerika, sampai sekarang juga masih ada anggapan semacam itu di golongan kuno dan di desa-desa.
Film melulu buat penduduk Asia saja di ini negeri akan bisa membawa untung. Tentu saja jangan harap millioenan, karena memang film buatan disini buat sekarang belum perlu millions-production!
Sementara itu satu hal yang oleh penonton jangan dilupakan. Tiap-tiap cent yang tuan keluarkan buat menonton film buatan ini negeri sendiri. Semakin besarnya film-industrie sendiri bukan berarti menambah gajinya aktor dan aktris negeri Amerika yang sudah sekian puluh ribu seminggu, tetapi menolong penghidupan kunstenaars dan kustenaressen kita sendiri yang mencari penghidupan dengan cara halal. Dengan mereka juga tertolong keluarganya…!