Sumber: Zaman Baru, No. 7, 15 April 1961, hlm. 1.
Bagi perkembangan seni lukis setelah Revolusi Agustus 1945, pelukis Zaini tidak saja kita kenal secara pribadi, tapi dia juga dikenal oleh masyarakat kita sebagai seniman di bidang seni lukis.
Baru-baru ini Zaini telah mengadakan pameran hasil buah tangannya, pameran itu berlangsung dalam gelora rakyat Indonesia yang hangat menentang kolonialisme, dan dalam suasana seluruh rakyat kita berjuang membakar semangat api bulan perdamaian, baik di ibukota dimana Zaini mengadakan pamerannya, maupun di seluruh penjuru tanah air kita, dan dalam suasana poster-poster terpancang di seluruh pelosok ibukota, yang bernapaskan penentangan terhadap kebiadaban kolonialisme atas pembunuhan pahlawan Kongo, Lumumba.
Seperti diketahui Zaini mengadakan pameran bertempat di gedung Balai Budaya Jakarta, dengan mengemukakan apa yang telah dikerjakannya, tentu suatu hasil kerja yang telah dipilihnya.
Tapi kalaulah pameran tersebut, diadakan Zaini dalam suasana kedua gelora di atas; tidaklah dapat diartikan bahwa pameran Zaini itu dilakukan oleh semangat bulan perdamaian atau semangat perjuangan menentang kolonialisme itu.
Dalam hal ini kita tidak membicarakan secara keseluruhan teknik pelukisannya atau katakanlah gaya dan bagaimana yang sudah diperoleh Zaini dengan lukisannya, hasil endapan jiwa seninya. Tapi ada suatu hal yang belum dihadapi Zaini dengan hasil karyanya, yaitu pemilihan tema-tema yang baru dengan penyelesaian yang harmonis secara menyeluruh. Lukisan-lukisan Zaini belum menyoroti keadaan di sekitarnya, kurang bicara atas kepahitan yang nyata yang juga dirasainya dengan karya-karyanya itu. Terasa di saat seperti sekarang ini kadang-kadang kita diajaknya kembali pada suatu waktu yang telah lampau.
Tapi atas segalanya, kita yakin dan percaya bahwa pelukisnya cinta pada seni lukis Indonesia yang baik, dan tinggi mutunya, tapi sayang sekali kecintaan itu kurang kelihatan pada kecintaan itu sendiri. Bicara seni lukis, tentu hanya bicara tentang dan dengan dirinya sendiri, tapi wajar dan memang demikianlah, bahwa seni lukis juga harus bicara tentang perjuangan dan kehidupan bangsa dan masyarakatnya.
Dalam hal ini, kita berkeyakinan pula, bahwa Zaini bisa berbuat lebih baik dan lebih jauh lagi dengan dasar menghubungkan dan menyatukan dengan perjuangan bangsanya.
Dan dapat juga dicatat bahwa pameran ini mengajak kita untuk merasakan tentang segala kepahitan tentang penyelenggaraannya sendiri, karena hingga dewasa ini di Jakarta belum juga punya gedung khusus untuk menyelenggarakan suatu pameran.
Demikianlah kesan-kesan kita tentang pameran Zaini baru-baru ini, yang telah berlangsung di Jakarta.